OUTING KELAS DI MUSEUM PLERET
Radifan Muhammad Zul’ilmi. Museum keraton pleret dan ibu kota mataram pleret didirikan pada tahun 1646-1680. Nama ini berasal dari daerah kalurahan Bantul pleret, kata “pleret” berasal dari kosa kata Bahasa jawa “palaredan”, kemudian diambil kata “lered” yang berarti aliran. Museum pleret memiliki gazebo yang indah untuk menghiasi tempat-tempat disekitarnya, kemudian pada halaman pertama terdapat suatu benda bersejarah yaitu sumur gemuling. Sumur gemuling ditemukan setelah Keraton Plered ditinggalkan oleh Sunan Amangkurat II . arti dari nama “sumur gemuling” yakni gemuling yang artinya guling atau mengguling. Nama ini diambil dari bentuk sumur yang semulanya miring sebab digulingkan oleh Sunan Giri ketika ia hendak mengambil air wudu.
Pada halaman berikutnya para wisata dialokasikan ke benda-benda bersejarah. Wisatawan tidak diperbolehkan untuk makan maupun minum serta memegang benda yang tidak diperbolehkan. Memasuki Kawasan museum terdapat benda-benda yaitu benda arca yang tujuan utama sebagai media keagamaan, yaitu sarana dalam memuja tuhan dan dewa-dewinya yang menurut kepercayaan hindu-budha. Selanjunya, terdapat benda atau patung ganesha yang mirip seperti patung gajah memiliki ciri-ciri berkepala gajah , bertangan empat , tangan kiri memegang parasu dan kedua tangan lainnya memegang padma. Benda-benda selanjunya terdapat “Umpak” merupakan base stone yang digunakan untuk meletakan tiang yang digunakan untuk base stone peletakan saka guru ataupun saka penanggap.
Salah satu masterpiece yang ada di museum pleret yaitu keris sabuk inten dengan sebelas lekukan yang ditemukan disitus kauman. Keris itu berada di dalam sebuah kaca dengan kondisi berkarat. Sayangnya, warangka atau wadah keris tidak ditemukan. Selanjutnya terdapat “Sastra Gendhing” salah satu karya Sultan Agung Hanyakrakusuma (1613-1645) yang dipandang berharga dan secara objektif menarik perhatian kalangan luas karena kandungan isinya yang bernilai dan penting. Maha karya oleh Sulan Agung Hanyakrakusuma yang memiliki tujuan yaitu ajaran panduan moral agar manusia mengenal sang pencipta dan mengerjakan perbuatan yang bermanfaat terhadap sesama umat manusia yang didasari dengan ilmu pengetahuan. Selanjutnya di Area light spot terdapat informasi terkait tentang candi dengan menekan logo yang ada di papan light spot. Ketika di tekan akan muncul gambar seperti hologram yang terdapat lima informasi benda bersejarah, yang pertama ada hiasan puncak candi yang ditemukan di mayungan potorono Bantul. Kedua ada antefik ditemukan di mantup Bantul. Ketiga ada relief gana ditemukan di kedaton. Keempat ada yoni ditemukan di panjangjiwo, patalan Bantul. Kelima ada arca durga mahisasuramardini yang ditemukan di guyangan pleret Bantul. Masjid kauman pleret yang merupakan situs bersejarah berupa masjid yang letaknya di kauman pleret. Cagar budaya yang menjadi ibu kota ketiga dari kesultanan mataram kotagede dan kerto. Ruang utama masjid ini diyakini ditopang oleh empat kolom dan beberapa kolom atau kolom Mengelilinginya Saat ini umpak yang masih berada di lokasi 22 orang (belum keluar dari lokasi) ini dibangun dari batu bata. Kondisi fisik yang ada di masjid terdapat ketinggian tempat, kemudian kelerengan, bentuk lahan, tanah, batuan dan sungai.