“Meraih Mimpi” Jadi Antologi Perdana Mahasiswa PAI UAD
Yogyakarta, PAI HARI INI – Sebagai mahasiswa, menghasilkan sebuah karya yang dapat dinikmati oleh khalayak ramai tentu tidak mudah, namun tidak demikian halnya dengan mahasiswa Prodi Pendidikan Agama Islam (PAI) di Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta. Jika aktivitas menulis merupakan momok mengerikan bagi sejumlah mahasiswa seuasianya, angkatan 2017 Prodi PAI justru merintis lahirnya sebuah karya yang membanggakan dan sangat menarik untuk dinikmati. Meraih Mimpi Bersama PAI, begitulah judul yang tertera pada sebuah buku mungil berwarna pink yang baru saja diluncurkan.
Sebuah buku antologi essay yang diinisiasi secara terbuka oleh 3 (tiga) dosen Prodi PAI, yakni Farid Setiawan (Kaprodi), Arif Rahman (Wadek FAI UAD), dan Zalik Nuryana (dosen dalam masa studi) rupanya menjadi gaung tersendiri bagi sejumlah mahasiswa untuk berani unjuk gigi dan menerbitkan tulisan akademiknya. Buku bergaya teenlit yang berisi kumpulan essay ini cukup beruntung karena mendapatkan kontribusi prolog dan epilog dari rektor UAD sekaligus Dekan FAI yang karyanya tak lagi asing di dunia jurnalistik-akademik.
“Kali ini kami memang men-deadline diri untuk menerbitkan karya yang sudah cukup lama terkumpul tersebut. Harapannya, mahasiswa angkatan selanjutnya akan termotivasi dengan kemunculan karya perdana kali ini,” ujar Farid Setiawan dalam sebuah kesempatan pre-launching.
“Iya, buku ini memang kami inisiasi sebagai bentuk apresiasi sekaligus upaya menorehkan sejarah. Supaya karya mahasiswa terabadikan dan bisa dinikmati banyak orang,” pungkas Zalik Nuryana menimpali.
Dalam buku antologi tersebut, rupanya tidak sekadar menceritakan kegelisahan mereka sebagai mahasiswa pada umumnya ketika awal memasuki bangku perkuliahan, melainkan juga mengungkapkan bagaimana peranan Prodi dalam menumbuhkan kepribadian setiap mahasiswa. “Mengharukan. Setiap lembarnya begitu penuh dengan cerita yang layak dibaca,” tandas Unik Hanifah Salsabila, selaku editor ketika diminta memberikan komentar singkat.
“Saya sendiri nggak nyangka, anak-anak bisa menulis dengan begitu sistematis. Sepertinya tradisi ini layak untuk dipertahankan di setiap angkatan,” kata Arif Rahman sembari tertawa.
“Tentu, itu kalau saya yang menulis belum tentu sebaik mahasiswa. Yang galau-galau semacam itu.” Yazida Ichsan, selaku Sekprodi PAI turut memberikan komentar seusai membaca buku antologi mahasiswa tersebut.
Dalam penerbitannya, buku antologi mahasiswa tersebut juga melibatkan UAD Press dan juga segenap dosen Prodi maupun fakultas baik dalam layout, desain, review, maupun testimoni. Selamat Paiwa Paijo. Karena sebuah karya, bagaimanapun bentuknya, adalah sesuatu yang pantas untuk diapresiasi. Biarkan dunia mengambil dan meniru karya-karyamu, karena mereka tidak akan pernah mampu mencuri ide-idemu (yang senantiasa tersimpan apik di dalam hati dan pikiranmu). Sukses selalu, PAI UAD. ©nikS