Realitas Virtual VS Melek Digital
Yogyakarta, PAI Hari Ini – Fakultas Agama Islam, khusus melalui Program Studi Agama Islam pada hari ini, Sabtu, (16/03/2019) berkesempatan menjadi tuan rumah bagi para terselenggaranya acara seminar nasional pendidikan yang dibicarakan dengan Forum Komunikasi (FORKOM) Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKIS) Yogyakarta. Acara seminar ini diikuti dengan lengkap jadwal diskusi panel untuk peserta peserta panggilan untuk Kertas dengan tema serupa.
Seminar nasional kali ini sengaja mengambil tema kekinian, yakni Peran Pendidikan Islam di Era Revolusi Industri 4.0, berkesempatan untuk menghadirkan pakar pendidikan tinggi seperti narasumber yang kompeten, yaitu Prof. DR. Maragustam, MA, DR. Hisyam Zaini MA, DR. Akif Khilmiyah, M.Ag., dan DR. Abdul Ghofar, M.Si yang juga merupakan dosen senior dari Prodi PAI UAD. Seminar yang berlangsung meriah di Aula Masjid Islamic Centre UAD Kampus 4 dengan dihadiri oleh para civitas akademika yang antusias untuk memberikan berbagai pertanyaan segera setelah pukul 08:00 WIB dini hari.
Dalam sambutannya, Dekan Fakultas Agama Islam UAD, DR. Nur Kholis, MA juga ikut mengapresiasi inisiatifasi antar kampus swasta Islam semacam ini. Menurutnya salah satu indikator dari kesuksesan kesadaran digital adalah kemampuan lintas generasi untuk saling berkolaborasi dan bersinergi. DR. Akif Khilmiyah turut berpartisipasi mengenai digital, “Pendidikan Islam harus menumbuhkan kesadaran kritis peserta didiknya terhadap digital saat ini, melalui sikap kreatif, inovatif, komunikatif, dan kolaboratif.”
Seminar nasional yang juga dihadiri oleh Wakil Koordinator Kopertais Wilayah 3, yakni Prof. DR. Syihabudin Qulyubi, Lc., M.A, dalam sambutannya menyatakan,”Akademisi harus siap untuk menjadikan literasi digital sebagai kebutuhan massal dalam menjawab sekian banyak problematika,” sebagaimana diungkapkan pula oleh DR. Hisyam Zaini melalui pidatonya yang berbunyi, “Generasi muda harus dapat memilih antara mengikuti arus tetapi dapat mempertahankan karakter, atau terlarut dan musnah akibat tergilas oleh kecepatan laju teknologi.” Harapannya, satuan Pendidikan Islam dapat menjawab tantangan perubahan revolusioner dengan membentuk akademisi-akademisi berkarakter yang peka terhadap realitas sosial.
Beratnya tantangan yang tengah dihadapi oleh sistem Pendidikan Islam tentu mememerlukan keterlibatan semua pihak di lingkup satuan pendidikan, bukan hanya milik generasi muda, sehingga dalam konteks ini, DR. Maragustam turut mengingatkan para pendidik agama Islam, “Guru PAI itu harus melek teknologi supaya tetap terkoneksi dengan peserta didik, bukan malah tertinggal jauh di belakang. Apalagi untuk menghadapi generasi muda yang serba digital, generasi yang temannya pun bisa saja hanya berwujud virtual.” Kesadaran digital lintas generasi diasumsikan akan dapat meminimalisir realitas kesenjangan sinergi. Sehingga diharapkan melalui bangunan kokoh sinergitas yang terbentuk, maka sistem pendidikan Islam mampu mengoptimalisasi potensi kemajuan zaman menjadi lebih bermakna dan bermanfaat, bukan sekedar memikat namun menjebak dan menjerat.
Selanjutnya seminar nasional ini diadakan dengan acara pengukuhan rapat pengurus struktural FORKOM dan diakhiri dengan pelaksanaan diskusi panel di ruang kelas di gedung Universitas Ahmad Dahlan Kampus 4. (Nik)